LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
Titrasi
Asam Basa

Disusun
oleh :
Rizqi
kurniawan
Rizqi
saputri
Sumayyah
Tsana’a
alifia nauthika
(Kelompok
6)
XI-IPA
SMA
Muhammadiyah 1 kota Magelang
Jl.
Tidar no.21
DAFTAR ISI
Bab I. Pedahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan praktikum
Bab II. Tinjauan pustaka
Bab III. Alat, bahan, dan metode
3.1 alat
3.2 bahan
3.3 metode
Bab IV. Hasil dan permbahasan
4.1 hasil
4.2 pembahasan
Bab V. kesimpulan dan saran
5.1 kesimpulan
5.2 saran
Bab VI. Daftar pustaka
Bab I. Pedahuluan
1.1
Latar belakang
Titrasi adalah suatu prosedur analisis asam-basa suatu
larutan yang belumdiketahui konsentrasinya. Dalam titrasi suatu larutan asam
yang belum diketahuikonsentrasinya, sejumlah volume tertentu asam dimasukkan ke
dalam suatu labuErlenmeyer. Kemudian suatu titran , berupa basa yang telah
diketahuikonsentrasinya ditambahkan hingga
dicapai titik ekuivalen. Pencapaian titik ekuivalen (saat mol ion H+=mol OH-) pada saat
reaksiberlangsung dapat diketahui dengan indikator. pH larutan pada saat titik
ekuivalendicapai biasanya berubah dengan cepat oleh adanya sedikit kelebihan
titran yangditambahkan. pH pada titik ekuivalen bervariasi bergantung pada
jenis asam danbasanya.Oleh karena
itu, indikator yang digunakan juga disesuaikan dengan daerahpH perubahan
warnanya. Sebelum melakukan titrasi, perlu disiapkan larutan titranasam-basa
dengan konsentrasi yang tepat (biasanya konsentrasi dalam satuanmolar,M).
1.2
Tujuan
praktikum
Menentukan konsentrasi larutan HCl
dengan larutan NaOH melalui titrasi asam basa.
Bab II. Tinjauan pustaka
Titrasi
merupakan salah satu metode kimia analisis kuantitatif yang dapat digunakan
untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah
volume larutan tersebut terhadap sejumlah volume larutan lain yang
konsentrasinya sudah diketahui. Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
tersebut disebut larutan baku atau titran. Titrasi yang melibatkan reaksi asam
dan basa disebut titrasi asam-basa. Ada dua jenis tetrasi asam basa, yaitu
asidimetri (penentuan konsentrasi larutan basa dengan menggunakan larutan baku
asam) dan alkalimetri (penentuan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan
larutan baku basa).
Bab III. Alat, bahan, dan metode
3.1
Alat :
Buret, Erlenmeyer, gelas ukur, corong, statif,
dan pipet tetes.
3.2 bahan :
Larutan
HCl dengan konsentrasi yang belum diketahui, larutan fenolftalein, larutan NaOH
0,1 M, dan akuades.
3.3 metode
1.
mengisi buret dengan larutan NaOH 0,1 M dan memcatat pembacaan buret
2.
Memasukkan 5 mL larutan HCl ke dalam Erlenmeyer dan menambahkan 5 mL akuades.
3.
Menambahkan 2 tetes larutan fenolftalein
4. Melakukan titrasi dengan cara
meneteskan larutan NaOH dari buret ke dalam labu Erlenmeyer sambil diguncangkan.
Penetesan larutan NaOH dihentikan jika larutan dalam Erlenmeyer menjadi merah
muda dan warna itu tidak menghilang jika Erlenmeyer diguncangkan
5.
mencatat volume NaOH yang digunakan
6.
Mengulangi percobaan 2-3 kali
Bab IV. Hasil dan permbahasan
4.1
hasil
Konsentrasi larutan NaOH diketahui adalah . . . . M
Pembacaan
buret berisi larutan NaOH :
|
Percobaan ke -
|
Volume NaOH (mL)
|
||
|
Awal (v1)
|
Akhir (v2)
|
Terpakai (v2-v1)
|
|
|
1
|
50
|
44,5
|
5,5
|
|
2
|
44,5
|
42,1
|
2,4
|
|
3
|
42,1
|
36,5
|
5,6
|
Volume rata-rata NaOH yang
digunakan: 13,5 mL
Volume HCl yang digunakan : 15 Ml
4.2 pembahasan
Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa volume NaOH awal adalah 50 ml. Pada percobaan pertama, NaOH terpakai 5,5
ml dan volume nya menjadi 44,5 ml. Lalu pada percobaan ke dua, NaOH terpakai
2,4 ml dan volume nya menjadi 42,1 ml. Selajutnya pada percobaan ketiga, NaOH
terpakai 5,6 ml dan volume nya menjadi 36,5 ml.
Bab V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dengan melakukan titrasi, kita dapat
menentukan konsentrasi suatu zat dengan meggunakan indicator asam basa (higga
mencapai warna tertentu) yang ditambahkan pada larutan lain yang sudah
diketahui konsentrasi dan volumenya.
5.2 Saran
Dalam
melakukan titrasi, pastikan tangan kita dan alat-alat yang akan dipakai bersih.
Pastikan juga volume tertakar sempurna. Dan juga kita harus teliti dalam
memperhatikan skala volume larutan dalam buret dan memperhatikan perubahan
warna tepat sesuai dengan keinginan. Dengan demikian akan mempermudah kita
untuk menentukan konsentrasi zat yang akan kita cari. Apabila masih terdapat
kesalahan dan kekeliruan jangan malas untuk mengulang kembali percobaan
tersebut. Sebaiknya siswa bisa lebih memanfaatkan waktu praktikum yang
diberikan denga baik.
Bab
VI. Daftar pustaka
Sandri justiana, Muchtaridi. 2010. Chemistry2
for senior high school year XI. Jakarta: Yudhistira.